Sepulang dari tempat kekasih (cieeeeee…) seperti biasa, aku
melewati lampu merah yg didekat menara itu, lalu kutengok bapak yang nampak tak
terlalu tua, berbadan cukup gemuk, dan duduk di trotoar yg memisahkan jalan
raya, bapak ini layaknya lagu letto yg berjudul “Ruang Rindu” karena datang dan
pergi oh begitu saja, kadang duduk disitu, kadang tiada, aku pun bingung apa
yang dilakukan bapak ini disitu, dia tidak minta-minta, tidak juga seorang
pengamen, entah Allah berencana apa, hari ini q lihat dia sedang menghitung
uang yang terdiri dari lima ribuan,dan seribuan, lalu datanglah seorang anak yg
umurnya kira-kira 9 tahunan dari arah
yang berlawanan bersama ibunya yang diseberang jalan. bingung gmana ngebayangin posisinya?? Neh saya kasih ilustrasi gambarnya, haha…..
jangan dinilai gambarnya ya,, hehehe
Anak itu mencoba minta-minta pada bapak tersebut . Melihat
anaknya minta-minta pada orang yang lebih susah, ibunya hanya berteriak
“jangan!” pada anaknya. Pikiran su’uzan ku keluar, ku pikir bapak itu tidak
akan memberi anak itu uang, dan faktanya
bapak itu menyisihkan uang ribuan dan mengambil lima ribuan untuk diberikan
pada anak itu, anak itu pun senyum pada ibunya diseberang jalan. Lalu tak
terasa lampu hijau pun menyala dan aku secara pelan menjalankan kendaraanku
sambil mengenali wajah bapak itu.
Sungguh suatu kejadian yang sangat mengetuk pintu hati, dan
bukanlah suatu kebetulan belaka, Allah telah menunjukkan hal kecil namun amat
berpengaruh dalam menjalani hari demi hari. Beberapa hari kemudian aku melihat
bapak itu kesekian kalinya duduk di trotoar itu, tak lama kemudian beberapa
orang yang berhenti di lampu merah itu memberikan rizkinya kepada bapak itu
dengan jumlah yang ku pikir cukup besar untuk bapak itu, dan baru ku tahu
ternyata bapak itu memiliki kaki yang tidak normal. Dan perlu ditekankan lagi
bahwa bapak itu tidak minta-minta, tapi orang-orang merasa iba dan terketuk
hatinya untuk memberi sedikit rizki untuk bapak itu.
Dan mungkin boleh sedikit kita ber ”wisata hati” sekaligus
menutup goresan ini dengan terjemahan dari Surah Al-Baqarah : 261 : “Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah
serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir
terdapat seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah: 261)
(mohon kritik dan sarannya,terima kasih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar